Halaman

Selasa, 22 November 2011

Daftar Fungsi & Kegunaan Sayur sayuran

Sayur sayuran adalah nama yang diberikan kepada sebagian makanan pokok yang dimakan oleh manusia dan tidak termasuk dalam kategori Buah buahan, Kacang kacangan, Herbal,
Rempah rempah atau Biji bijian, namun kadangkala sebagian dari Buah buahan juga dapat disebut sebagai Sayur sayuran.

 

Salad ( Lactuca Sativa )

Sayur Daun Salad sangat kaya dengan zat Besi, Kalsium, Fosforus, Sodium, Potassium, Kalium, Magnasium, Zink, Karotin, Serat & Vitamin A, C. Sayur Daun Salad berkhasiat untuk menenangkan pikiran, sangat cocok untuk penderita Insomia dan dapat melancarkan salura pernafasan.

Ada tiga cara untuk mengetahui apakah bahan makanan segar di supermarket merupakan Organik atau AnOrganik.

Senin, 21 November 2011

Jangan ‘Duakan’ Anak Anda dengan Ponsel Kesayangan


Tidak bisa lepas dengan yang namanya BBM-an, SMS-an atau hal-hal yang berhubungan dengan teknologi seringkali dialami oleh siapa saja, termasuk orang tua. Tidak jarang saat berbicara dengan anak, para orang tua melakukannya sembari tangannya sibuk di atas keypad ponsel. Apalagi dengan kemunculan situs jejaring yang membuat candu yakni Twitter dan Facebook, semua orang seakan-akan tersihir untuk selalu update dengan apa yang terjadi di dunia maya.
Mengecek timeline Twitter saat ngobrol dengan buah hati atau mengomentari postingan teman di Facebook ketika menyiapkan makan malam adalah hal yang tidak bisa dibiarkan berulang-ulang terjadi.
Apalagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Stanford University, para orang tua yang memiliki kebiasaan di atas harus mempertimbangkannya lagi. Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang berkutat dengan berbagai sumber yang disediakan oleh piranti-piranti elektrobik berkecenderungan untuk tidak fokus atau mengingat sesuatu sebaik orang yang melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu.
Meletakkan atau mematikan sementara berbagai piranti elektronik saat anak Anda membutuhkan Anda juga penting bagi anak-anak terutama untuk perkembangan emosi dan kemampuan sosialnya. Jika anak sering menyaksikan Anda mengutak atik ponsel saat sedang bersamanya maka bisa jadi ia mengira sebuah ponsel lebih penting dibanding mereka. Bagi para orang tua yang merasa kecanduan dengan pirantinya, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan dan lihat hasilnya nanti.
1. Waktu bertatap muka
Selalu sediakan waktu untuk berbicara secara tatap muka dengan anak-anak. Jangan lakukan hal lain saat Anda berbicara dengan mereka dan paksa mereka untuk menatap Anda ketika kalian berbincang. Jika Anda dan anak-anak mengerti bahwa tatap muka itu hal yang penting, maka mereka akan fokus alih-alih memberikan perhatian ke sekelilingnya.
2. Matikan media elektronik
Matikan televisi, telepon, komputer, game dan piranti elektronik lainnya yang berkemungkinan bisa menggangggu waktu bicara dengan buah hati. Pertimbangkan bahwa piranti-piranti elektronik tersebut bisa berisiko pada kesehatan sosial dan emosional anak.
3. Seimbangkan penggunaan media yang ada
Tidak apa-apa jika anak-anak berinteraksi dengan teman-teman mereka secara online bila mereka memang memiliki waktu untuk memakai teknologi tatap muka seperti video call atau skype.
4. Luangkan waktu untuk makan malam bersama keluarga
Usahakan Anda memiliki waktu untuk dinner bersama keluarga. Nah saat dinner, pastikan semua teknologi tidak ada di atas meja. Akan menjadi hal yang percuma jika Anda makan namun sambil SMS-an. Ajarkan pula hal ini pada anak-anak bahwa untuk ‘terhubung’, mereka harus ‘berhubungan’.

6 Alasan Kenapa Anak Boleh-boleh Saja Ngegame

Sebagai orang tua kadang kita berpikir bahwa bermain video game cuma membuang-buang waktu saja. Walhasil kita pun melarang anak kita bermain game. Benarkah begitu?
Ternyata nggak juga lho… Tidak selamanya bermain video game itu merusak anak. Memang kalau mainnya berlebihan (tidak kenal waktu), pastinya bisa saja jadi kecanduan. Sekedar informasi, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa bermain video game bisa jauh lebih besar manfaatnya daripada negatifnya. Dengan catatan bermainnya harus diawasi dan dijadwalkan.
Beberapa video game ada yang dirancang untuk melatih otak, ada juga yang melibatkan aktivitas fisik sampai kita keringatan seperti bermain Nintendo Wii. Haruskah anak kita wajibkan bermain di luar saja daripada di depan layar? Jawabnya ya tergantung. Karena itu bikinlah kesepakatan dengan anak tentang batas waktu bermain game, dan game mana saja yang boleh ia mainkan. Intinya harus seimbang antara bermain game dan bermain di lingkungan nyata.
Nah beberapa alasan mengapa anak boleh-boleh saja nge-game (beberapa jam dalam seminggu) adalah:
1. Video games melatih problem solving
Bermain video game membuat anak-anak berpikir. Ada puluhan video game yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran. Misalnya game tembak menembak yang mengajarkan anak untuk berpikir logis dan memproses sejumlah data dengan cepat.
2. Melatih interaksi sosial
Banyak game yang bisa dimainkan secara online dan offline. Nah disini terdapat unsur komunitas yang dapat mendorong anak untuk berinteraksi sosial.
3. Memberi penguatan yang positif
Secara umum sebuah video game dirancang agar para pemainnya bisa berhasil mencapai target tertentu dan mereka akan mendapat reward atas kesuksesan target yang dicapainya itu. Adanya tingkat keterampilan yang berbeda dan budaya risk-and-reward akan melatih anak untuk tidak takut gagal dan berani mengambil peluang untuk mencapai tujuan mereka.
4. Melatih anak berpikir strategis
Video game dapat mengajarkan anak untuk berpikir obyektif tentang game itu sendiri dan kinerja mereka. Meskipun ada banyak game strategi, kebanyakan game dirancang agar gamer dapat melakukan banyak cara untuk mencapai tujuan. Pemain akan mendapatkan umpan balik terhadap keputusan mereka dan dengan cepat mempelajari kekuatan dan kelemahan mereka sendiri.
5. Melatih anak membangun jaringan (network)
Sebagian besar video game dirancang dengan berbagai pilihan bermain yang kooperatif. Apakah itu melawan alien, memecahkan puzzle, atau berada di tim yang sama. Karena itu video game menawarkan anak-anak banyak kesempatan untuk bekerja sama secara konstruktif.
6. Membantu meningkatkan koordinasi tangan-mata
Bermain video game ternyata dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi banyak pasien stroke. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa ahli bedah yang rutin bermain video game ternyata dapat meminimalisir kesalahan di ruang operasi daripada non-gamer. Jadi game juga melatih koordinasi tangan-mata.
[dew / Internet Sehat]

92% Anak di Bawah 2 Tahun Sudah Eksis di Dunia Maya


 
Hampir semua anak-anak di Amerika eksis di dunia maya sebelum berusia 2 tahun. Para orang tua yang berandil dalam keikutsertaan mereka di jejaring sosial mengatakan, mereka melakukannya agar kerabat mereka mengetahui perkembangan sang anak. Namun tak ayal aksi ini juga mengundang keprihatinan soal keamanan online.
Perusahaan keamanan AVG bahkan mengatakan banyak yang memposting foto si jabang bayi sebelum mereka lahir ke dunia. Foto ini diposting dalam bentuk sonogram. Di Amerika, sebanyak 92% dari anak-anak telah ‘hadir’ di jagad maya sebelum mereka menginjak 2 tahun. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan anak-anak yang tinggal di Eropa (73%).
Masih mengacu pada penelitian yang digelar AVG, rata-rata ”kelahiran digital’ anak-anak terjadi saat mereka berusia 6 bulan, dengan sepertiga dari mereka memiliki foto dan informasi di dunia maya dalam hitungan minggu.

Mengetahui sifat ingin tahu anak saat berinternet berdasarkan usia



Mengerti sipat dan karakter anak merupakan ciri orang tua bijak. Memahami sipat ingin tahu anak merupakan ciri orang tua yang mengerti dan menyayangi anak. Mengetahui sifat ingin tahu anak saat berinternet merupakan langkah aman untuk menghindari anak kita terhindar dari pengaruh buruk internet.
Ciri-ciri sifat ingin tahu anak saat berinternet berdasarkan usia dibawah ini setidaknya dapat memberi pemahaman bijak bagaimana seharusnya orang tua memahami anaknya saat berinternet:
Yang perlu dipahami terlebih dahulu mengenai sifat-sifat dasar anak ( anak usia sekolah dasar ) diantaranya:
  • Belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik
  • Berimajinasi tinggi
  • Imitasi, selalu meniru apa yang mereka lihat. Biasanya yang mereka tiru adalah orang-orang yang lebih tua darinya, terutama orang tuanya, tokoh idola atau yang mereka idolakan.
  • Selalu ingin tahu sesuatu hal yang baru yang mereka dengar dan yang mereka lihat.
  • Bangga dengan sesuatu yang dimilikinya.
  • Cenderung egois
  • Suka mempengaruhi teman yang lain
  • Masih harus diperintah untuk melakukan sesuatu kegiatan
  • Lebih menurut kepada gurunya
  • Antusias /mudah tertarik

7,5 Juta Pengguna Facebook Masih di Bawah Umur

Tahukah Anda bahwa jutaan pengguna Facebook ternyata adalah anak-anak di bawah umur yang seharusnya tidak ‘diijinkan’ Facebookan? Mengacu pada survey yang digelar oleh Consumer Reports, dari 20 juta remaja yang aktif Facebook-an, 7,5 juta di antaranya berusia di bawah 13 tahun dan yang berusia di bawah 10 tahun memiliki jumlah sebanyak lebih dari 5 juta anak. Ironisnya, Facebook sendiri mengeluarkan kebijakan bahwa penggunanya haruslah mereka yang berusia 13 tahun ke atas saja.
Studi lainnya yang dilakukan McAfee pada 2010 menemukan bahwa 37 persen anak berusia 10 hingga 12 tahun sudah memakai Facebook. Sementara studi yang dirilis pada bulan April dari London School of Economics EU Kids Online mengungkapkan bahwa 38 persen anak-anak Eropa berusia 9 hingga 12 tahun merupakan pengguna aktif situs jejaring sosial, di mana satu dari lima diantaranya memakai Facebook.
Survey tersebut dan survey-survey yang digelar oleh pihak-pihak lain dengan hasil serupa tentu saja mengundang keprihatinan karena ternyata sebagian besar orang tua tidak terlalu memperhatikan hal ini. Penggunaan Facebook oleh anak-anak tanpa pengawasan dan edukasi yang baik akan membawa anak-anak dan bahkan anggota keluarga lainnya ke risiko keamanan hingga privasi. Masih menurut Consumer Reports, di tahun lalu sebanyak lebih dari 5 juta keluarga di Amerika mengalami kasus-kasus seperti infeksi virus, pencurian identitas dan bullying akibat penggunaan Facebook.
Tak kurang akal pihak Facebook memerangi pembohongan umur yang dilakukan anak-anak saat mendaftar di situs jejaring populer ini meskipun disadari solusinya tidak gampang. Salah satu cara yang dilakukan ialah dengan memakai cookie yang akan mendeteksi tahun kelahiran si pendaftar. Jika diketahui usia mereka di bawah 13 tahun, maka Facebook akan mencegah mereka untuk mendaftar. Facebook juga memakai laporan yang masuk dari user dalam melacak pengguna di bawah umur untuk kemudian menghapus akunnya. Akan tetapi pihak Facebook sendiri serta para ahli mengakui, cara-cara tersebut jauh dari sempurna.
Mengetahui sulitnya mengatasi pembohongan umur para pendaftar Facebook dan mencegah anak-anak di bawah usia 13 tahun untuk tidak memiliki akun, banyak yang menganjurkan bahwa edukasi pada anak-anak adalah langkah pengaman yang tepat. Facebook menganjurkan pada berbagai elemen, dari mulai orang tua, guru hingga penyedia layanan internet untuk berfokus pada hal ini demi keamanan anak-anak. Pembekalan yang matang serta komunikasi yang baik mengenai pemakaian internet dengan sehat pada anak-anak adalah sesuatu yang vital.
Facebook sendiri mengeluarkan kebijakan pelarangan user di bawah 13 tahun untuk tidak memiliki akun atas dasar hukum Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA). Hukum tahun 2008 ini meminta situs untuk memiliki parental permission sebelum situs terkait menggunakan data yang disediakan oleh anak-anak di bawah usia 13 tahun.
[dew / Internet Sehat]

Facebook Social Media Paling Diminati Semua Umur

Dari semua layanan social media yang ada, Facebook adalah yang paling dikenal semua umur. Mulai dari kakek nenek hingga remaja, Facebook rupanya berhasil menjaring banyak user dari beragam usia.
Studi yang dilakukan Forrester mengungkapkan bahwa dari sekian banyak orang dewasa yang disurvey di Amerika Serikat (yang memakai social media), 96 persen diantaranya menggunakan Facebook. Secara total tercatat ada 98 persen responden baik yang berusia lanjut (67 tahun ke atas) dan remaja berusia 18-22 tahun, memilih memakai Facebook.
Facebook berhasil menggeser situs jejaring sosial lainnya. Setelah Facebook, situs jejaring sosial yang paling digemari adalah LinkedIn, dengan prosentase 28% orang dewasa di AS. Populasi yang berasal dari kalangan usia kerja rupanya lebih menyukai LinkedIn, tak heran karena situs ini memang dirancang untuk para pekerja dan keperluan networking.
Sementara Twitter ada di peringkat ketiga sebagai layanan social media yang paling banyak dipakai. Twitter paling populer di kalangan remaja muda berusia 18-22 tahun dengan prosentase 38 persen, tak sampai setengah dari mereka yang menggunakan LinkedIn.
Remaja juga didaulat sebagai yang paling aktif memakai layanan social media. Menurut studi, merekalah yang paling banyak mengunjungi situs social media, melakukan update dan me-maintain profil, bahkan berkomentar lebih banyak. Lebih dari 80% remaja berusia 18-22 tahun mengaku mengecek situs jejaring sosial setidaknya setiap minggu.
Survey yang dilakukan Forrester digelar secara online dengan melibatkan 60.000 partisipan pada bulan Juli, tak lama setelah Google+ (situs jejaring sosial milik Google) diluncurkan. Jadi kala itu Google+ tidak ditanyakan dalam survey.
[dew / Internet Sehat]

BEBERAPA FOTO-FOTO TEMPAT-TEMPAT YANG ADA DI MALANG RAYA

MONUMEN KOTA MALANG

MUSEUM BENTOEL MALANG
STASIUN KOTA MALANG

BENDUNGAN SELOREJO

BENDUNGAN SELOREJO

Selasa, 15 November 2011

Saat berada Dimuseum Brawijaya Malang

Dan ini saat kami di museum bersama adik-adik dari bimbingan belajar PELANGI,.
Foto-foto saat di museum Brawijaya Kota Malang 13 November 2011
Di museum Brawijaya

Senin, 14 November 2011

Berkunjung ke Rumah Dinas Walikota Malang

Kegiatan yang baru kami jalankan pada hari minggu kemarin tanggal 13 November 2011, kegiatan Wisata Sejarah ke museum Brawijaya Malang dan ke Rumah dinas Wali kaota Malang kemarin di ikuti oleh perserta bimbingan belajar PELANGI kemarin berjalan lancar. Dan kami disambut oleh  Ibu Wali kota Dra.Hj.Heri Puji Utami.
Poto dengan Ibu Dra.Hj.Heri Puji Utami


Jumat, 04 November 2011

tutorial menggunakan chat dengan shoutMix

cara menggunakan shoutMix disamping atau di blog ini.,,.,
klik nama yang ter cetak tebal berwarna hijau,,.
lau kalo kalian opunya Facebook klik yang Fb terus ketik ijinkan.,
lalu selesai,
asal fb kalian aktif

10 Tips Menanamkan Karakter pada Anak

Mempunyai anak adalah mudah, tetapi menjadi orangtua yang baik adalah sulit sekali. Tugas orangtua yang terpenting adalah bagaimana mendidik anak menjadi manusia yang berkarakter baik. Berikut ini ada 10 tips untuk membantu anak menumbuhkembangkan karakter yang baik:
1. Letakan tugas dan kewajiban orang tua sebagai agenda nomor satu. Hal ini adalah sulit pada jaman moderen yang penuh dengan persaingan. Orang tua yang baik akan secara sadar merencanakan dan memberikan waktu yang cukup untuk tugas keayah-bundaan (parenting). Mereka meletakan agenda “pendidikan karakter/moral” anak pada prioritas tertinggi.
2. Evaluasi bagaimana anda menghabiskan jam-jam dan hari-hari dalam satu minggu. Pikirkan jumlah waktu anda bersama anak-anak anda. Rencanakan bagaimana anda dapat mengikut-sertakan mereka dalam kehidupan sosial anda, dan leburkan diri anda kedalam kehidupan mereka.
3. Jadikan diri anda contoh yang baik. Ingat, manusia belajar melalui contoh yang ada di sekitar mereka. Anda tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa anda sedang menjadi tokoh model yang sedang ditiru oleh anak-anak anda, entah itu perilaku baik ataupun buruk. Menjadi contoh yang baik, adalah pekerjaan yang terpenting yang harus anda lakukan.
4. Jadilah telinga dan mata untuk apa yang sedang mereka serap. Anak-anak ibaratnya sponges kering yang cepat menyerap air. Kebanyakan yang mereka ambil adalah berkaitan dengan nilai-nilai moral dan karakter. Buku-buku, lagu, TV, dan film secara terus-menerus memberikan pesan – entah itu yang bermoral maupun yang tidak- kepada anak-anak kita. Sebagai orang tua kita harus mengawasi semua ide atau pesan-pesan yang sedang mempengaruhi mereka.
5. Gunakan bahasa karakter. Anak-anak sulit mengembangkan pedoman moral kecuali orang tua menggunakan bahasa yang jelas dan lugas mengenai bahasa/tingkah laku baik dan buruk. Selalu terangkan kepada mereka mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.