Halaman

Senin, 21 November 2011

92% Anak di Bawah 2 Tahun Sudah Eksis di Dunia Maya


 
Hampir semua anak-anak di Amerika eksis di dunia maya sebelum berusia 2 tahun. Para orang tua yang berandil dalam keikutsertaan mereka di jejaring sosial mengatakan, mereka melakukannya agar kerabat mereka mengetahui perkembangan sang anak. Namun tak ayal aksi ini juga mengundang keprihatinan soal keamanan online.
Perusahaan keamanan AVG bahkan mengatakan banyak yang memposting foto si jabang bayi sebelum mereka lahir ke dunia. Foto ini diposting dalam bentuk sonogram. Di Amerika, sebanyak 92% dari anak-anak telah ‘hadir’ di jagad maya sebelum mereka menginjak 2 tahun. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan anak-anak yang tinggal di Eropa (73%).
Masih mengacu pada penelitian yang digelar AVG, rata-rata ”kelahiran digital’ anak-anak terjadi saat mereka berusia 6 bulan, dengan sepertiga dari mereka memiliki foto dan informasi di dunia maya dalam hitungan minggu.

Dan tak hanya di situs jejaring saja, ternyata anak-anak yang masih ‘buta’ internet ini juga telah memiliki alamat e-mail. Para orang tua yang membuatkan email ini menjelaskan bahwa mereka melakukannya untuk berbagi dengan teman dan keluarga. Sebanyak 70% dari para orang tua mengemukakan alasan tersebut sedang yang lain beralasan mereka ingin menambahkan konten lain dalam profil situs jejaringnya. Sisanya, yakni 18%  mengungkapkan mereka hanya sekedar ikut-ikutan teman.
CEO AVG, JR Smith berujar bahwa dengan kenyataan yang ada, orang tua dihimbau untuk sangat berhati-hati. Sejumlah pertanyaanpun dihadapkan seperti: “Di masa depan, apa yang nanti anak-anak pikirkan tentang informasi yang sudah kalian unggah di online?”
Smith juga menegaskan bahwa dengan langkah ‘mengeksiskan’ anak-anak di dunia maya, maka para orang tua dipaksa untuk memberi perhatian lebih pada privacy setting yang ada di situs jejaring sosial. Jangan sampai informasi yang sebenarnya ingin ditujukan pada teman dan keluarga saja, malah bisa dilihat oleh semua pengguna internet di seluruh dunia.
Tak hanya orang tua, semua pihak harus bertanggung jawab terhadap tantangan keamanan online. Orang tua dan anak-anak harus mengedukasi diri mereka tentang perlindungan informasi. Sekolah juga hendaknya mengajarkan murid dan wali murid tentang privacy serta pembuat kebijakanpun harus selalu update tentang hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar