Sebagai orang tua kadang kita berpikir bahwa bermain video game cuma
membuang-buang waktu saja. Walhasil kita pun melarang anak kita bermain
game. Benarkah begitu?
Ternyata nggak juga lho… Tidak selamanya bermain video game itu
merusak anak. Memang kalau mainnya berlebihan (tidak kenal waktu),
pastinya bisa saja jadi kecanduan. Sekedar informasi, penelitian secara
konsisten menunjukkan bahwa bermain video game bisa jauh lebih besar
manfaatnya daripada negatifnya. Dengan catatan bermainnya harus diawasi
dan dijadwalkan.
Beberapa video game ada yang dirancang untuk melatih otak, ada juga
yang melibatkan aktivitas fisik sampai kita keringatan seperti bermain
Nintendo Wii. Haruskah anak kita wajibkan bermain di luar saja daripada
di depan layar? Jawabnya ya tergantung. Karena itu bikinlah kesepakatan
dengan anak tentang batas waktu bermain game, dan game mana saja yang
boleh ia mainkan. Intinya harus seimbang antara bermain game dan bermain
di lingkungan nyata.
Nah beberapa alasan mengapa anak boleh-boleh saja nge-game (beberapa jam dalam seminggu) adalah:
1. Video games melatih problem solving
Bermain video game membuat anak-anak berpikir. Ada puluhan video game
yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran. Misalnya game tembak
menembak yang mengajarkan anak untuk berpikir logis dan memproses
sejumlah data dengan cepat.
2. Melatih interaksi sosial
Banyak game yang bisa dimainkan secara online dan offline. Nah disini
terdapat unsur komunitas yang dapat mendorong anak untuk berinteraksi
sosial.
3. Memberi penguatan yang positif
Secara umum sebuah video game dirancang agar para pemainnya bisa berhasil mencapai target tertentu dan mereka akan mendapat reward atas kesuksesan target yang dicapainya itu. Adanya tingkat keterampilan yang berbeda dan budaya risk-and-reward akan melatih anak untuk tidak takut gagal dan berani mengambil peluang untuk mencapai tujuan mereka.
4. Melatih anak berpikir strategis
Video game dapat mengajarkan anak untuk berpikir obyektif tentang game
itu sendiri dan kinerja mereka. Meskipun ada banyak game strategi,
kebanyakan game dirancang agar gamer dapat melakukan banyak cara untuk
mencapai tujuan. Pemain akan mendapatkan umpan balik terhadap keputusan
mereka dan dengan cepat mempelajari kekuatan dan kelemahan mereka
sendiri.
5. Melatih anak membangun jaringan (network)
Sebagian besar video game dirancang dengan berbagai pilihan bermain yang kooperatif. Apakah itu melawan alien, memecahkan puzzle,
atau berada di tim yang sama. Karena itu video game menawarkan
anak-anak banyak kesempatan untuk bekerja sama secara konstruktif.
6. Membantu meningkatkan koordinasi tangan-mata
Bermain video game ternyata dapat meningkatkan keseimbangan dan
koordinasi banyak pasien stroke. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan
bahwa ahli bedah yang rutin bermain video game ternyata dapat
meminimalisir kesalahan di ruang operasi daripada non-gamer. Jadi game juga melatih koordinasi tangan-mata.
[dew / Internet Sehat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar